Kamis, 21 Juni 2012

Mengidentifikasi Diri Sendiri

 Konstributor:Agus Nahnu YP
 
Jenis-jenis Manusia Berbicara (1)
1. Golongan bicara tak tentu arah 
2. Golongan peramah 
3. Golongan tukang bicara 
4. Golongan yang ada cita-cita perjuangan 
5. Golongan pendiam 
6. Golongan sombong 
7. Golongan biasa 
8. Golongan yang suka memperdaya 
9. Golongan fasih berbicara 
10. Golongan tukang tunjuk 
11. Golongan berbicara  kotor
 
1. Jenis manusia berbicara
             Di antara keistimewaan yang Allah Taala anugerahkan kepada manusia ialah manusia itu dapat berbicara. Manusia berbicara melalui perantaraan lidahnya. Melalui lisanlah manusia menterjemah apa yang didapat oleh akalnya, apa yang dirasa oleh hatinya, apa yang dirasa oleh sentuhannya, baik sentuhan lidahnya, tangannya, kakinya dan lain-lain lagi, juga apa yang dirangsang oleh nafsunya.
            Seterusnya menterjemahkan apa yang dilihat, apa yang ada di atas permukaan bumi maupun yang di bawah permukaan bumi, dari daratannya, lautannya, sungai-sungainya, bukit-bukitnya, gunung-gunungnya, manusia, hewan, jamadat (benda mati) dan tumbuhan.
Ia juga menterjemahkan keyakinan manusia bercorak agama yang bersifat maknawi dan rohani tentang segala persoalan alam ghaib dan lain-lain sebagainya.
Dari apa yang diterjemahkan oleh manusia melalui lidahnya yang keluar berbentuk perbicaraan, yang bersifat, lafaz, perkataan-perkataan, istilah-istilah, maka tersebarlah berbagai-bagai informasi yang menjadi ilmu dan pengalaman untuk manusia.
              Gabungan informasi yang disampaikan oleh lidah, berbagai-bagai golongan dan peringkat manusia kemudian disambung pula melalui alat-alat, wasilah-wasilah penyebar yang canggih. Maka berkembang dan tersiarlah ilmu pengetahuan di berbagai bidang dengan merata hingga informasi yang berisi ilmu pengetahuan itu dapat dimiliki oleh manusia.
Dengan demikian, lidah?yang dapat berbicara menterjemahkan apa yang dilihat, didengar, disentuh, dirasa, dan dapat menterjemahkan seluruh kehidupan yang berbagai bentuk dan sifat itu?sangat memberi pengaruh kepada manusia baik positif ataupun negatif, baik itu memberi faedah atau merusakkan dan memudaratkan manusia, baik itu menguntungkan atau merugikan, bahkan dari lidah lahir sejuta satu kebaikan atau sejuta satu kejahatan.
                  Kalau seperti itu kedudukan lidah, tiap orang mesti berhati-hati menggunakan lidahnya. Tiap orang tidak boleh menggunakannya sesuka hati, dengan kata lain, orang yang hendak berbicara haruslah berpikir lebih dulu sebelum berbicara. Jangan sebarang bicara, jangan terlalu mudah hendak berbicara. Jangan main bicara saja karena ia dapat menjadi racun atau menjadi madu kepada masyarakat, dapat menjadi peluru atau dapat menjadi air, dapat benar, dapat palsu, dapat memperpadukan orang atau memecahbelahkan orang, mendamaikan orang atau memporak-porandakan orang, menyejukkan hati, memanaskan hati, menghiburkan hati atau menyakitkan hati, memuliakan orang atau menghinakan orang, memberi iman atau memberi kekufuran, membawa pahala atau dosa, membawa kabar gembira atau kabar dukacita, memberi ilmu atau membual dan lain-lain lagi.
                  Justru itu Islam mengingatkan barang siapa yang hendak berbicara  harus berhati-hati. Berkata Hadis:
"Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan Akhirat hendaklah ia berbicara baik atau diam saja."
Orang-orang yang berbicara itu karena watak, bakat, tabiat, IQ, kemampuan, kebolehan, bidang-bidang ilmu yang dimiliki, pengalaman, dan tujuan yang tidak sama maka manusia yang berbicara itu dapat kita kategorikan sebagai berikut:

1. Golongan bicara tak tentu arah (ngrumpi)
Orang yang jika berjumpa orang lain, asyik berbicara tak henti-henti, non-stop, tepat atau tidak, betul atau tidak, penting atau tidak penting, berfaedah atau tidak, sesuai atau tidak, orang suka atau tidak, melenceng atau tidak, patut atau tidak, mengandung ilmu atau tidak dia tidak peduli. Berdosakah atau berpahala tidak dia persoalkan, dia memborong bicara itu semua. Inilah golongan yang bicara tak tentu arah.

2. Golongan peramah
Orang yang jika bertemu siapa pun dia mudah berbicara-bicara, bertegur sapa, bertanya kabar, berkenalan, tanya nama, dari mana dan hendak ke mana, dia suka berbicara perkara-perkara yang perlu yang kira-kira sesuai dengan keadaan dan kedudukan orang itu,dan dia pun suka mendengar orang itu. Perbincangan atau perbicaraan itu dapat berlaku dua arah. Inilah golongan peramah atau pebicara.

3. Golongan tukang  bicara
Orang yang apabila jumpa orang lain, kerjanya berbicara tak henti-henti. Ada saja yang dibicarakannya, ada saja modal untuk dia berbicara. Dapat berbicara berjam-jam, lepas satu perkara, satu perkara pula, lepas satu topik, satu topik pula tidak jemu-jemu berbicara dan dia tidak pikir orang jemu atau tidak. Bicara tanpa batas, tapi tidak pula sampai bicara perkara yang bukan-bukan, tidaklah melenceng. Inilah dia golongan tukang bicara.

4. Golongan yang ada cita-cita perjuangan
Orang yang apabila berjumpa orang, dia akan bicara yang perlu saja. Berbicara yang mengandung ilmu dan didikan. Perbicaraan yang menyadarkan dan menginsafkan, perbicaraannya mengandungi cerita-cerita suri tauladan, iman, hukum-hakam, pengajaran, isu-isu terkini yang diulas secara tepat agar mengandung pelajaran dan hikmah. Bicara yang mengandung nasihat yang berguna, cerita-cerita perjuangan. Inilah dia golongan ahli agama yang ada cita-cita.

5. Golongan pendiam
Orang yang apabila bertemu orang dia tidak suka berbicara, dia lebih suka mendengar. Dia berbicara sepatah-sepatah, dibatas-batasi, bukan karena benci, tapi sudah menjadi tabiat dan watak dari lahir. Biasanya orang begini adalah orang yang mempunyai sifat malu kuat atau orang tidak yakin pada diri sendiri, di sini dia banyak diam daripada berbicara. Ini dinamakan golongan pendiam.

6. Golongan  sombong
Orang yang bila berjumpa orang memang tidak suka berbicara kalau bukan kawan, dia tidak suka berbicara  karena benci saja dengan orang, biasanya orang begini karena ada kedudukan, mungkin ada pangkat, ilmu, harta kekayaan, atau ada nama. Kalau dia berbicara sekali-kali saja, kasar saja bunyinya, bertanya yang bukan-bukan, menyindir-nyindir, pantang diberikan pandangan, dia akan meninggikan suara, berbicara mengenai kelebihan dirinya. Inilah dia golongan yang berbicara sombong.

7. Golongan biasa
Orang yang berjumpa orang, berbicara yang perlu-perlu, berbicara perkara-perkara biasa, tidak terlalu berlebih-lebihan dan tidak pula kurang, berbicara yang mudah, hal-hal kehidupan biasa, secara natural. Inilah golongan perbicaraan orang biasa.

8. Golongan yang suka memperdaya
Orang yang bila berbicara dengan orang di manapun, lebih-lebih lagi kalau orang tidak kenal dia, maka dia akan berbicara. Dia membawa perkataan-perkataan yang manis-manis, berbicara tentang dirinya, usaha-usahanya, kelebihannya dan kemampuannya, kemajuan-kemajuan yang dibuat, mungkin mengajak kerja sama di dalam usaha-usahanya. Membawa bicara-bicara yang meyakinkan orang kepadanya dengan tujuan untuk kepentingan dirinya mungkin inginkan pengaruh, sokongan, duit dan hartanya. Bicara-bicaranya membuat orang terpesona. Inilah golongan yang berbicara memperdaya.

9. Golongan fasih berbicara
Orang yang berbicara fasih, bahasa tersusun dan begitu jelas, perkataan yang diucapkan begitu menarik, bahasanya menggunakan perkataan yang standar, dengan jalan bahasa yang tepat dan betul, dengan menggunakan istilah-istilah yang begitu menarik, di samping isinya padat dan bernas. Terpesona orang yang mendengarnya. Inilah golongan orang yang fasih berbicara.

10. Golongan  sok  pandai
Orang yang jika berbicara dengan orang, apa saja orang hendak bicarakan dia mesti ikut campur memperkatakannya. Apa saja isu yang dibincangkan dia mesti ikut menyambar walaupun adakalanya dia tidak paham kedudukannya, dia mencoba bicara juga seolah-olah dia paham dari orang lain atau paling tidak supaya orang anggap dia juga paham seperti orang lain paham. Apa saja yang orang tanyakan, dia mesti menjawabnya walaupun tidak tepat. Namun tidak mau mengaku tidak tahu. Dia akan bicara apa saja agar orang menganggap dia tahu semua hal. Inilah golongan orang yang berbicara untuk pamer dirinya pandai.

11. Golongan berbicara kotor
Ada orang yang apabila dia berbicara, walau apa pun topiknya atau apa saja isu yang dibincangkan, pasti dia selipkan perkataan-perkataan porno. Atau, kata-kata dan ibarat-ibarat yang dibawa atau dijadikan penyedap dan bumbu perbicaraan ialah perkataan-perkataan yang dapat menaikkan nafsu; atau perkataan-perkataan itu menjadikan para pendengarnya teringat pada perempuan, terbayang hubungan cinta. Bahkan pada sebagian orang, hingga dalam ceramah-ceramah agama atau majelis dakwah pun mereka sengaja mencari-cari peluang untuk memasukkan dan menyelipkan perkataan-perkataan yang berunsur nafsu atau seks di dalam pendekatan dakwahnya atau ceramahnya. Orang banyak pun turut senang mendengarnya lebih-lebih lagi di dalam majelis itu banyak kaum ibu, lebih lumrah lagi perkataan itu diselip-selipkan. Inilah dia golongan berbicara kotor.
Selain di atas, di antara Jenis manusia yang berbicara ialah:
  1. Yang bicara seperlunya saja.
  2. Berbicara karena terpaksa.
  3. Berbicara karena kewajiban.
  4. Tidak suka berbicara.
  5. Berbicara yang sengaja dibatasi karena menjaga status.
  6. Berbicara yang menggoda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar