Hal-hal yang
memerusak keistimewaan Ramadhan
Oleh anyp
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ
إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ
مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا،
وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي
النّارِ.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah, mari kita bersyukur kepada AllahSubhanahu
wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai keni’matan, terutama ni’mat
Iman dan Islam. Semua itu dari Allah Ta’ala, maka mesti kita syukuri. Dan Allah
akan menambahi ni’mat itu bagi orang-orang yang bersyukur.
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan atas Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, para
sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah
Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Jama’ah jum’ah rahimakumullah, sadarkah kita bahwa
menjelang datangnya Ramadhan, aneka pihak yang akan merusak pahala ibadah puasa
Ramadhan kita bahkan mungkin merusak secara total shiyam kita, mereka telah
bersiap siaga sejak lama? Dengan harta, tenaga, rekadaya dan aneka perangkat
serta programnya telah mereka siapkan dengan matang. Sehingga ketika kita masuk
pada bulan Ramadhan, perangkap yang mereka persiapkan dengan sempurna itu telah
siap memangsa pahala puasa kita. Bahkan siap merusak total shiyam kita.
Mungkin kita akan menjadi pesakitan mereka yang
terseret waktu-waktu berharga kita yakni bulan ibadah bulan Ramadhan itu dengan
hal-hal yang sia-sia, bahkan mengandung dosa dan maksiat. Mata kita diseret
untuk memelototi aneka tayangan yang berhiaskan syahwat dan syubhat. Tontonan
syahwati akan menyeret manusia kepada nafsu birahi, sedang tayangan yang
mengandung syubhat adalah menjajakan kebatilan tapi dikemas seolah berupa
kebenaran.
Secara fisik dan jiwa naluriyah, perangkap-perangkap
yang akan menyeret syahwat Ummat Islam ini telah dipersiapkan dengan sempurna
karena dibiayai besar-besaran dan digarap dengan seksama. Sehingga tidak
terasa, bulan Ramadhan yang seharusnya Ummat Islam ini lebih mendekatkan diri
kepada Allah Ta’ala, justru tahu-tahu habis waktunya untuk mengikuti detik demi
detik aneka macam tayangan yang merangsang kepada nafsu syahwat. Atau yang
paling ringan darinya adalah hal-hal yang tidak berguna, namun telah
memusnahkan waktu-waktu kita. Betapa ruginya kita ketika waktu yang sangat
berharga bila diisi dengan ibadah itu telah tersita oleh aneka tayangan yang
diam-diam kita ni’mati sehari-hari.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah. Mata kita seandainya
digunakan untuk melihat mush-haf, kita membaca Al-Qur’an, di luar bulan
Ramadhan pun sangat besar pahalanya. Karena satu huruf al-Qur’an yang kita
baca, nilainya 10 kebaikan. Sedang alif laam mim, bukan hanya satu huruf tapi
alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf, jadi 3 huruf, maka 30
kebaikan.
Dalam hadits, Nabis sahallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ عليه أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ
{ ألم } حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ عشر وَلَامٌ عشر وَمِيمٌ عشر فتلك ثَلاثُونَ .(
صحيح ) انظر حديث رقم : 1164 في صحيح الجامع .
Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya kamu sekalian
diberi pahala atasnya, adapun aku tidak mengatakan “alif laam miim” itu satu
huruf, tetapi alif itu sepuluh, lam itu sepuluh, dan mim itu sepuluh, maka itu
30. (hadits
dari Ibnu Mas’ud, Shahih nomor 1164 dalam Shahih al-Jami’).
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا , لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ , وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ , وَلَامٌ حَرْفٌ
, وَمِيمٌ حَرْفٌ } . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ . وَقَالَ : حَسَنٌ صَحِيحٌ
غَرِيبٌ .( صحيح ) انظر حديث رقم : 6469 في صحيح الجامع .
Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah maka
baginya satu kebaikan karenanya, dan satu kebaikan itu dengan sepuluh
perbandingannya, aku tidak mengatakan “alif laam miim” itu satu huruf, tetapi
alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf. (HR At-Tirmidzi, ia berkata
hasan gharib –gharib artinya dengan satu sanad, dari satu orang kepada satu
orang dan seterusnya demikian hingga tercatat dengan satu sanad–, Hadits Shahih
nomor 6469 dalam Shahih al-jami’).
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, hadits tersebut umum,
artinya hari-hari biasa di luar Ramadhan. Itupun membaca Al-Qur’an satu huruf
diberi pahala sepuluh kebaikan. Apalagi di bulan Ramadhan. Karena bulan
Ramadhan itu ada keistimewaan-keistimewaannya.
Syekh Shalih Al-Munajid dalam tulisannya tentang khoshoishu
syahri Ramadhan menyebutkan keistimewaan Ramadhan diantaranya
- Allah menurunkan Al-Qur’an (di dalam Bulan Ramadan).Sebagaiamana firman Allah Ta’ala pada ayat,
( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي
أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
وَالْفُرْقَانِ )
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah Ta’ala juga berfirman:
( إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) سورة القدر: 1
“Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam
Lailatur Qadar.”
- Allah menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ
مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ .
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
. سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ) سورة القدر: 1-5
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada
malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar : 1-5).
Dan firman-Nya yang lain:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ ) سورة الدخان: 3
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi[1369] dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan
adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan keutamaan malam yang barokah ini,
Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga banyak hadits yang menjelaskannya, di
antaranya Hadits Abu Hurairah radhialahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah
sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ , تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ , وَتُغْلَقُ فِيهِ
أَبْوَابُ الْجَحِيمِ , وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ , لِلَّهِ فِيهِ
لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ” رواه
النسائي ( 2106 ) وأحمد (8769) صححه الألباني في صحيح الترغيب ( 999 ) .
“Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan
(penuh) barokah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu
pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan-setan
durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik dari seribu
bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang
(mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769.
Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia
berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ . (رواه البخاري، رقم 1910، ومسلم، رقم 760 )
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada
malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).
- Allah menjadikan puasa dan shalat yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa. Sebagaimana telah terdapta riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
« مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam
kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa
yang telah lalu”. Juga
dalam riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ».
”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan
Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu
akan diampuni”.
Umat Islam telah sepakat (ijma) akan sunnahnya
menunaikan qiyam waktu malam-malam Ramadhan. Imam Nawawi telah menyebutkan
bahwa maksud dari qiyam di bulan Ramadhan adalah shalat Taraweh, Artinya dia
mendapat nilai qiyam dengan menunaikan shalat Taraweh.
- Allah (di bulan Ramadhan) membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan-setan. Sebagaimana dalam dua kitab shahih, Bukhari, no. 1898, Muslim, no. 1079, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
« إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ
فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ
الشَّيَاطِينُ ».
“Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. Demikian penegasan Syekh Shalih
al-Munajid dalam Khoshosishu syahri Ramadhan.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, Sedemikian istimewanya
bulan Ramadhan, namun ketika kita terseret bahkan termangsa oleh
perangkap-perangkap yang memusnahkan kebaikan, maka sangat disayangkan. Karena
telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam peringatkan:
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya (malam
lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan), maka sungguh dia terhalang
(mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769.
Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999).
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, ketika diri kita tidak
siap, sedang pihak-pihak yang memangsa atau memasang perangkap demi aneka
kepentingannya telah siap, maka betapa ruginya. Karena ternyata telah
diingatkan dalam hadits:
عن أَبي هريرة – رضي الله عنه – ، قَالَ النبيُّ – صلى الله عليه وسلم – : ((
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ في أنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ )) رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa tidak
meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia
meniggalkan makan dan minum.” (HR.Al-Bukhari)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ
لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ ».
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:“Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi bagian
atau balasan dari puasanya adalah lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang
yang shalat malam (tarawih) tetapi bagian atau balasan dari shalatnya hanyalah
capai dan kantuk saja” (HR.Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, al-Baihaqi
dengan sanad shahih)
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah berkata di
dalam kitab al-Waabilush Shayyib:
والصائم هو الذي صامت جوارحه عن الآثام ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزور
وبطنه عن الطعام والشراب وفرجه عن الرفث فإن تكلم لم يتكلم بما يجرح صومه وإن فعل
لم يفعل ما يفسد صومه فيخرج كلامه كله نافعا صالحا وكذلك أعماله فهي بمنزلة
الرائحة التي يشمها من جالس حامل المسك كذلك من جالس الصائم انتفع بمجالسته وأمن
فيها من الزور والكذب والفجور والظلم هذا هو الصوم المشروع لا مجرد الإمساك عن
الطعام والشراب (الوابل الصيب – (ج 1 / ص 43)
”Orang yang berpuasa adalah orang yang menahan
organ-organ tubuhnya dari perbuatan dosa;lidahnya dari berbohong,ucapan keji,
dan palsu; perutnya dari makan dan minum; dan kemaluannya dari perbuatan tidak
senonoh. Jika berbicara,dia tidak berbicara dengan pembicaraan yang dapat
menodai puasanya. Jika berbuat,dia tidak berbuat sesuatu yang dapat merusak
puasanya. Maka yang keluar dari lisannya hanyalah perkataan yang baik dan
bermanfaat. Demikian pula amal perbuatannya. Semua amal perbuatannya bagaikan
bau harum minyak kasturi yang dihirup oleh setiap orang yang duduk bersamanya.
Dengan demikian, orang yang berpuasa memberi manfaat kepada siapa pun yang
bergaul dengannya, karena dia akan bisa memberikan rasa aman di hati orang yang
bergaul dengannya dari kepalsuan,kebohongan, kejahatan,dan kezhaliman.
Inilah puasa yang disyari’atkan dalam Islam, bukan sekadar
hanya menahan diri dari makan dan minum. ) al-Waabilush Shayyib 1 halaman 43).
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah. Demikian peringatan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan penjelasan yang terang dari ulama. Namun
pihak-pihak yang mempengaruhi terseretnya kita untuk menjadi orang yang tidak
takut berdusta dan tak takut berbuat haram telah melingkupi dari berbagai segi.
Bahkan seakan telah terbentuk saling tahu agar saling menjaga dusta-dusta.
Akankah kita menjadi orang yang beruntung karena mampu
melepaskan diri dari jeratan aneka macam yang merusak di saat sebelum Ramadhan
dan Ramadhan nanti, ataukah justru masih terjerat dalam kubangan yang
menghapuskan pahala amal?
Perangkap-perangkap itu telah disiapkan untuk
dipasang, dan mangsanya adalah kita. Bila tanpa persiapan dan tekad yang bulat
dengan bertawakkal kepada Allah penuh kesabaran, maka perangkap-perangkap itu
akan memangsa amaliyah kita, hingga letih dan susah payahnya berpuasa hanya
akan mendapatkan lapar dan dahaga. Maka mari kita siapkan sebaik-baiknya,
dengan melepaskan segala kepalsuan selama ini menuju kepada kebaikan yang
sesuai agama yang benar. Sehingga benar-benar kita ini menjadi orang-orang yang
ikhlas dalam beragama.
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [غافر/65]
65. Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat
kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS Al-Mu’min/
Ghafir/ 40: 65).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرّحِيْمِ .
===============